Menjamurnya Bimbel Bukti Gagalnya Pendidikan di Sekolah?

Menjamurnya bimbel di banyak daerah mungkin disambut baik oleh para orang tua. mereka bisa memasukkan anak mereka untuk berharap setidaknya anak mereka meraih prestasi yang lebih baik. Tapi paradigma itulah yang membuat para guru menjadi “malas” mengajar. Banyak guru disekolah-sekolah yang mengajar dengan hanya datang, tulis rumus, kasih soal masalah beres. Padahal sesungguhnya murid membutuhkan bimbingan. tidak hanya sekedar guru menerangkan lalu murid pintar.
Dan lebih parahnya lagi, anak SD yang pada dasarnya tidak memerlukan bimbel karena pelajaran yang mereka pelajari itu tergolong simpel, malah muncul trend anak SD berbondong-bondong masuk bimbel. masa, guru yang mengajar tidak mampu mengajarkan secara maksimal materi sekolah dasar  terhadap siswa? walupun alasan klasik bisa dijadikan alasan seperti “Tidak semua siswa kalau diajar itu ngerti” atau alasan lainnya itu seharusnya tidak menjadi masalah. Toh, tugas guru itu digaji ya untuk mengajar siswa supaya minimal memahami tentang suatu mata pelajaran tertentu
Paradigma diatas juga membuat siswa yang kurang kemampuan finansialnya akhirnya terpinggirkan. mereka terkalahkan oleh kekuatan finansial teman mereka yang bisa mendapatkan “pelajaran tambahan” dibimbel tersebut. mereka juga tidak mengetahui bagaimana trik trik untuk menjawab soal-soal dalam UN maupun SBMPTN. dan akhirnya siswa yang tidak les itu tidak masuk perguruan tinggi atau sekolah yang favorit. Hal ini berlainan dengan UUD 1945 pasal 31 dimana seharusnya pendidikan dapat diperoleh oleh semua kalangan tidak hanya orang-orang yang berkemampuan finansial kuat saja.
Dan coba bayangkan jikalau guru-guru tersebut sudah malas mengajar karena menganggap murid-muridnya nanti akan mengikuti bimbel di luar dan akhirnya mengajar yang "penting datang" (saya tidak menganggap semua guru seperti itu), murid ngga paham ngga jadi masalah. Inilah nanti kedepannya yang akan menjadi masalah dalam pendidikan kita. Buat apa kita bersekolah jikalau datang kesekolah tidak mendapat ilmu apapun dan akhirnya masuk bimbel? untuk apa guru digaji kalau ngajar seenaknya?

Bandung, 03 September 2013

0 komentar:

Posting Komentar